Pages

Sabtu, 23 Februari 2013

MERAIH KEBERHASILAN DENGAN INGAT ALLAH SWT

Kita harus tanamkan rasa optimis dalam diri kita bahwa Allah Swt pasti menolong kita. Kita harus sadari bahwa sebenarnya kita tak memiliki kekuatan apa-apa untuk memecahkan masalah tanpa bantuan-Nya. Maka mutlak, kita membutuhkan pertolongan-Nya. Laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhiim, tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas campur tangan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Kita mesti tahu juga bahwa Allah Swt sangat berharap agar kita bersimpuh memohon sesuatu kepada-Nya. Dia akan sangat senang kalau kita berdoa meminta pertolongan kepada-Nya, menghiba berharap belas kasih-Nya. Itulah sebabnya Dia memberi kita cobaan, agar kita menyadari kelemahan, agar kita menyadari ke Maha-an Allah Swt. Alangkah celakanya kita, jika Dia membiarkan kita tanpa ‘sentilan-sentilan’ tanda kasih sayang. Justru kita akan merasa ‘tidak dianggap oleh-Nya, jika tidak diingatkan manakala telah berbuat salah atau khilaf.

Coba kita ingat masa kecil dahulu, mana yang lebih menyakitkan, antara dimarahi orang tua dengan diacuhkan tanpa perhatian. Sekilas kita akan merasa bahwa lebih enak diacuhkan karena kita bebas berbuat apa saja tanpa akan dimarahi. Tapi bagi yang mau berpikir dewasa, tentu lebih sakit jika kita diacuhkan orang tua, tanpa ada tegur sapa darinya. Ini sama saja mereka benci kepada kita sehingga mau menegur saja enggan. Iya, kan?


Allah Swt memiliki cara yang unik untuk menunjukkan perhatian-Nya kepada kita. Salah satu tanda perhatian-Nya kepada hamba adalah dengan memberinya masalah. Harapannya agar kita segera sadar dan kembali kepada-Nya. Maka sudah pasti, Dia akan membantu kita menyelesaikan masalah tersebut. Itu adalah janji-Nya, dan Dia tidak mungkin menyalahi janji.
Masalah terbesar yang kita hadapi sebenarnya tidak terletak pada problem yang sedang mendera, tapi lebih pada kedekatan dan sikap kita di hadapan-Nya. Jika Allah Swt sudah hadir dalam relung hati kita, niscaya semua masalah menjadi terasa mudah dan ringan.
Wahai saudaraku, tak perlu gundah dan cemas. Tak perlu larut dalam kesedihan. Semua masalah pasti selesai, seberat apa pun itu asalkan kita mau melibatkan Allah Swt untuk memecahkannya. Tenangkan hati kita, itu adalah kunci utama. Kalau hati sudah tenang, maka pikiran kita akan sehat. Tindakan pun menjadi tertata, penuh perhitungan. Inilah awal sebuah kesuksesan menuju ketenangan hati.

          Allah Swt berfirman :

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram,” (QS Ar-Ra’d [13]:28)
Dzikir memiliki manfaat yang luar biasa bagi orang-orang yang mengetahuinya, lebih-lebih yang sudah pernah merasakan kenikmatan di dalamnya. Coba saja kalau Anda mau mempraktikkan tips berikut ini, di saat menghadapi masalah berat :

Ambillah air wudlu, lalu tunaikan shalat hajat. Mohonlah apa yang Anda inginkan kepada Allah Swt . Barangkali ketika menunaikan shalat hajat Anda tidak bisa tenang dan khusyuk. Tak perlu dipusingkan, anggap saja itu wajar.

Setelah itu, duduklah dengan tenang di atas sajadah. Pejamkan mata dan jangan mengingat masalah yang sedang dihadapi. Kosongkan pikiran dari apa saja yang melintas di kepala. Biarkan hati yang bekerja. Bacalah istighfar dalam hati sebanyak mungkin, terus-menerus tiada henti. Tak perlu dilisankan, cukup di dalam hati saja. Anggaplah diri Anda sebagai hamba yang telah banyak mengecawakan Allah Swt.

Yakinkan bahwa jiwa Anda sedang berada di tempat yang sangat tinggi, jauh sekali, di dekat singgasana Allah Swt. Jangan membayangkan Allah Swt, rupa dan bentuk-Nya karena Dia tidak dapat dijangkau dengan akal. Kosongkan pikiran. Cukup meyakini bahwa diri Anda sedang bersimpuh di suatu tempat sunyi, jauh di langit tinggi yang hampa.

Anggaplah tubuh Anda ini sirna. Anggap juga dunia ini fana. Hanya kekosongan saja yang ada. Tetaplah melantunkan istighfar dalam hati yang sambil meratap meminta ampunan Allah Swt. Yakini saja bahwa Anda sedang dibelai oleh Dzat Tunggal yang tidak tampak oleh mata.

Lama-kelamaan, insya Allah Anda akan melupakan masalah yang sedang Anda hadapi. Masalah itu menjadi teramat kecil, bahkan sirna bersamaan dengan sirnanya dunia dalam benak Anda. Alam semesta menjadi hilang dalam keyakinan Anda, yang ada hanya kehampaan di mana Anda bersimpuh di sana.
 

0 komentar:

Posting Komentar